
Senangnya kami bisa menyempatkan mampir ke Brussels (Belgia) sebelum perjalanan kami menuju Belanda. Brussels adalah ibukota dari Belgia. Beberapa penduduk Brussels sering memakai bahasa Perancis, beberapa wilayah seperti Antwerp memakai bahasa Belanda, dan beberapa mengerti Jerman dan bahasa sejuta umat Bahasa Inggris.
Kota Brussels terkenal dengan patung Mannekin Pis yang juga menjadi ikon kota Brussels. Patung Mannekin Pis adalah patung anak kecil yang sedang pipis. Patungnya kecil sekali dan dibatasi oleh pagar sehingga kita tidak dapat menyentuhnya.

Di dekat patung Mannekin Pis kami mencium aroma kue waffle yang sangat menggugah selera dan inilah memang yang kami incar jika kami menginjak kota Brussels. Hhmm yummy, tanpa pikir panjang segera kami mengikuti antrian panjang untuk dapat membeli waffle itu.
Harga waffle yang original cuma 1 Euro, murah dong. Sementara waffle yang pake topping sekitar 3 Euro sampai 5 Euro. Saya sendiri suka yang original. Selain murah meriah, ukurannya besar dan rasanya sungguh lezat dimakan ketika hangat. Tidak bermaksud melebih-lebihkan, sampai tiba di tanah air pun saya masih teringat akan kelezatan waffle tersebut. Tapi dapat info di Plaza Indonesia EX juga ada waffle ala Belgia yang bahan bakunya juga di terbangkan dari Belgia.

Menurut penduduk Brussels katanya waffle yang enak selain di dekat Patung Mannekin Pis ada di Restaurant Mokafe di Galerie Du Roi tidak jauh juga dari Patung Mannekin, berhubung di Brussels kami cuma mampir dan waktu terbatas kami tidak sempat mampir ke sana. Padahal di Galerie Du Roi juga tempatnya belanja.



Berdekatan dengan toko penjual waffle juga terdapat coklat khas Belgia. Jadi bagi penikmat coklat maka waktunya di Belgia untuk memborong beragam coklat atau sebagai oleh oleh. Coklat Belgia yang terkenal selain home made coklatnya yang enak merk terkenal lainnya adalah Pierre Marcolini, Godiva, Neuhaus dan Leonidas.


Tidak jauh dari tempat Patung Mannekin, tempat waffle dan coklat kita bisa menghampiri tempat seperti alun-alun yang namanya Grand Place atau Grote Markt. Kawasan ini merupakan kota tua di Brussels yang dikelilingi oleh beberapa bangunan tua utama dengan gaya arsitekturnya khas klasik Eropa seperti gothic. Pada saat tertentu kita dapat menyaksikan berbagai kegiatan seperti pertunjukan musik ataupun pameran bunga karpet di alun alun tersebut.
Bangunan bangunan yang mengitari alun-alun di sana sangat megah, seperti Town Hall/City Hall atau Stadhuis dalam bahasa Belanda, dikenal juga merupakan kantor walikota atau balaikota Brussel. Bangunan dengan menara dan bergaya gothic ini selesai dibangun pada tahun 1444.

Bersebrangan dengan Town Hall, ada bangunan yang disebut dengan Maison du Roi atau di kenal dengan King’s house atau Rumah Raja, dinamakan King’s house karena di sini pernah menjadi tempat tinggal raja. Bangunan ini disebut juga Broodhuis dalam bahasa Belanda atau Breadhouse karena awal mula bangunan ini adalah rumah kayu untuk berdagang roti pada awal abad 13. Lalu sekitar abad ke-15 bangunan ini dibongkar dan di rubah menjadi bangunan megah. Setelah raja tidak menempati bangunan itu, bangunan ini dijadikan museum tapistry untuk memamerkan koleksi karpet Belgia dari jaman dahulu.

Terdapat juga Le Pigeon dan La Maison des Boulangers yang dulunya merupakan tempat tinggal para pedagang dan berjualan. Kedua gedung tersebut saat ini juga masih berfungsi sama sebagai tempat berjualan yaitu sebagai restoran dan money changer, tapi tidak lagi dijadikan tempat tinggal.

Lalu terdapat gedung yang dinamakan Le Maison des Ducs de Brabant atau Rumah Duke Brabant yang sekarang digunakan sebagai restoran.


Menyusuri jalan kecil dekat Grand Place persis di sebelah Town Hall terdapat patung Everard ‘t Serclaes, dia adalah seorang pahlawan Brussels yang tewas pada abad ke14. Konon jika kita menyentuh patung tersebut maka akan membawa keberuntungan dan akan kembali lagi mengunjungi Brussels.

Berhubung suasana di sana cukup ramai saya tidak berkesempatan menyentuhnya, tapi saya harus yakin suatu hari kami ingin dapat kembali mengunjuni Brussels lagi. Amin.